Berita  

Kartu Someah: Program Heboh yang Disorot, Analisis Kritis ala Wa Ateng

Garut – Peluncuran Kartu Someah dari pasangan Helmi-Yudi saat ini menjadi perbincangan panas di sudut-sudut warung kopi dan obrolan warga Garut. Program yang mengiming-imingi berbagai fasilitas gratis ini tampak seperti solusi bagi banyak masalah masyarakat. Namun, bagi Wa Ateng, aktivis kawakan yang sudah kenyang pengalaman politik Garut, kartu ini justru seperti hidangan mi instan – kelihatan lezat di permukaan, tapi ternyata bikin perut kembung dan kenyang sesaat.

“Kata orang-orang, Kartu Someah ini bakal bikin hidup warga jadi lebih baik,” ujar Wa Ateng sambil tersenyum sinis. “Tapi pertanyaannya, dari mana duit buat semua janji ini APBD kita udah ngos-ngosan, sekarang malah mau ditambah beban lagi!” cetusnya dengan nada tenang tapi tajam.

Salah satu kejanggalan yang diangkat Wa Ateng adalah target penerima program ini. “Garut ini punya sekitar 260 ribu warga miskin, tapi kenapa penerima Kartu Someah malah dipatok hingga 700 ribu orang?” tanyanya sambil terkekeh. “Apa semua warga Garut tiba-tiba dianggap miskin biar dapat kartu ajaib ini?” lanjutnya dengan nada skeptis.

Lebih jauh lagi, Wa Ateng merasa prihatin dengan kemungkinan APBD Garut semakin terkuras akibat program ini. Menurutnya, uang daerah sudah seperti kasbon di warung yang habis-habisan menanggung utang. “Kalau duitnya habis buat subsidi kartu ini, mau ambil dari mana buat kebutuhan lain? Jalan makin bolong, sekolah makin reyot,” katanya dengan gelengan kepala, seolah tak habis pikir.

Ia pun menilai, program seperti ini bukan hal baru menjelang pilkada. “Setiap mendekati pemilu, selalu muncul program yang katanya ‘pro rakyat’. Tapi kenapa baru sekarang diluncurkan? Apa selama ini rakyat Garut belum perlu hidup sejahtera” sindirnya, menunjukkan kecurigaan terhadap motif di balik peluncuran Kartu Someah ini.

Dalam pandangan Wa Ateng, jika pasangan Helmi-Yudi memang serius ingin membantu warga miskin, kenapa program seperti ini tidak diusung sejak mereka berkuasa “Apa gunanya janji manis kalau realitasnya angka kemiskinan di Garut masih tetap tinggi?” lanjutnya dengan nada menyentil.

Kartu Someah, menurut Wa Ateng, hanyalah “hadiah” sementara menjelang pemilu yang hanya memikat tapi tidak substansial. “Ini kayak kartu ATM, tapi saldonya nol. Rakyat Garut gak butuh janji kosong yang cuma bisa dibanggakan di poster,” katanya.

Sebagai penutup, Wa Ateng mengajak warga Garut untuk lebih kritis dan waspada. “Jangan sampai Garut kena prank sama kartu ini. Ini uang rakyat, bukan buat kampanye semata,” (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *