Garut,-Anggota DPRD Garut dari Fraksi PDI Perjuangan, Yudha Puja Turnawan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mandiri Badan Gizi Nasional (BGN) Yayasan Al-Bayyinah 2 Garut yang berlokasi di Kampung Cilageni, Desa Karangmulya, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat.Kamis (18 September 2025)
Dalam keterangannya, Yudha menyampaikan bahwa dirinya telah menunggu hampir dua setengah jam di lokasi, namun pihak SPPG tidak menerima kedatangannya maupun Ketua Komisi IV DPRD Garut,pak Asep dari Fraksi Gerindra.
Saya datang ke SPPG sebelum menengok para siswa yang keracunan sehingga di rawat di Puskesmas Kadungora. Namun sangat disayangkan, kami tidak ditemui pihak SPPG. Bahkan tidak dipersilakan masuk,” ungkap Yudha.
Karena hal itu, Yudha meminta Pemkab Garut dan BGN menghentikan sementara operasional SPPG tersebut sampai ada proses investigasi dari penegak hukum, Badan POM, dan pihak terkait lainnya.
Menurut Yudha, berdasarkan keterangan dari Bangbang Hapid (Asda I sekaligus Satgas Makan Bergizi Gratis), saat ini terdapat 58 SPPG di Garut yang menyalurkan makanan bergizi ke sekolah-sekolah. Namun, sampai hari ini belum ada supervisi yang dilakukan oleh Pemkab Garut maupun Dinas Kesehatan. Bahkan, Kepala Puskesmas Rancasalak, dr. Hani, mengaku tidak mengetahui keberadaan SPPG di Cilageni sebelum adanya kasus keracunan massal ini.
Kasus keracunan tersebut menimpa siswa dari beberapa sekolah, di antaranya:
Madrasah Aliyah Ma’arif (Kampung Cilageni, Desa Karangmulya),
SMP dan SMA di Desa Mandalasari,
SDN 1 dan SDN 2 Mandalasari.
Tadi saya menjenguk para siswa yang masih dirawat di Puskesmas Kadungora. Gejalanya kebanyakan mual, muntah, dan sakit perut. Karena itu, saya minta operasional SPPG ini dihentikan sementara, karena yang dipertaruhkan adalah kesehatan anak-anak bangsa,” tegas Yudha.
Selain itu, Yudha juga mendorong agar seluruh SPPG di Kabupaten Garut diawasi secara ketat, terutama dari sisi higienitas dan sanitasi. Ia mengungkapkan adanya laporan dari orang tua siswa di Desa Langensari yang sering menerima makanan bergizi dalam kondisi sudah berbau tidak sedap.
Ada orang tua siswa yang bilang anaknya sering membawa pulang makanan bergizi karena sudah bau, sehingga tidak dimakan di sekolah. Bahkan ada laporan telur yang disajikan juga berbau. Ini jelas sangat mengkhawatirkan,” ujar Yudha.(Asep Yusuf)