Garut –Seorang ayah santri Pondok Pesantren Miftahul Huda Maroko, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, menuntut pertanggungjawaban PT PLN (Persero) menyusul insiden sengatan listrik tegangan tinggi yang menimpa anaknya di lingkungan pesantren. Peristiwa tersebut memicu kekhawatiran serius terkait keselamatan jaringan listrik yang melintasi area pendidikan.
Pihak keluarga menilai posisi kabel tegangan tinggi yang berada dekat dengan aktivitas santri sangat membahayakan. Mereka mendesak PLN tidak hanya menanggung biaya pengobatan dan memberikan kompensasi, tetapi juga segera melakukan audit keselamatan serta perbaikan atau pemindahan jalur kabel agar kejadian serupa tidak terulang.
Ayah korban menyampaikan bahwa keselamatan santri harus menjadi prioritas utama, terutama di lingkungan pendidikan dan pesantren. Ia menegaskan, keberadaan infrastruktur listrik yang tidak aman berpotensi mengancam nyawa dan mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Warga sekitar dan pengelola pesantren turut berharap adanya langkah cepat dan nyata dari unit layanan PLN setempat untuk mensterilkan jalur kabel dari area padat aktivitas. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak PLN terkait tindak lanjut atas insiden tersebut.
Kasus ini kembali menegaskan urgensi evaluasi menyeluruh terhadap keamanan jaringan listrik, khususnya di wilayah pedesaan dan kawasan pendidikan, guna menjamin keselamatan masyarakat.
Dea Islami


